Melihat Kondisi Ekonomi Koperasi Indonesia dengan Koperasi Dunia saat Pandemi COVID-19? Baik atau Buruk?

ABSTRAK

Objektif : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbandingan Kondisi Ekonomi Koperasi di Indonesia dengan beberapa koperasi di dunia melalui World Cooperative Monitor 2020

Teknik Analisa : Teknis Analisa yang digunakan adalah Teknik Penelitian analisis konten atau disebut juga dengan analisis isi.

Sumber Data : Sumber Data yang digunakan dalam Analisis ini adalah dari website informasi resmi World Cooperative Monitor, Sumber Berita, Sumber mengenai Koperasi dan sumber - sumber lainnya yang berkaitan

Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian komparatis, dimana tinjauan pustaka yang digunakan untuk membandingkan keadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau dua waktu yang berbeda. Adapun penerapan penelitian komparatif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui Perbandingan Kondisi Ekonomi Koperasi di Indonesia dengan beberapa koperasi di dunia melalui World Cooperative Monitor 2020

Hasil : Berdasarkan Hasil Penelitian bahwa, Kondisi saat ini Koperasi di Indonesia maupun di Dunia mengalami penurunan dikarenakan terdampak COVID-19, kemudian Koperasi di Indonesia masih kurang mampu bersaing dengan Koperasi di Dunia khususnya  di Negara - Negara maju dikarenakan masih memiliki kendala dan masih belum banyak yang berkontribusi hingga belum maksimal dalam mengembangkanna, upaya pemerintah masih dibutuhkan dan bantuan masyarakat juga dibutuhkan.

Kesimpulan : The World Cooperative Monitor 2020 adalah bagian dari proyek yang bertujuan mengembangkan database multi-dimensi yang melaporkan nilai dan dampak sosial ekonomi koperasi baik dalam skenario global maupun dalam konteks regional dan nasional. Dimana saat ini seluruh koperasi di Indonesia maupun di Dunia terdampak COVID19 khususnya di Indonesia terdapat tiga kelompok usaha koperasi paling terdampak pandemi masing-masing Koperasi Simpan Pinjam (41%), Koperasi Konsumen (40%), dan Koperasi Produsen (10%). Permasalahan utama yang dihadapi koperasi di masa pandemi COVID-19 adalah permodalan (47%), penjualan menurun (35%), dan produksi terhambat (8%). Kemudian, perkembangan koperasi indonesia yaitu kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto Nasional adalah sebesar 5,54%, dengan nilai aset yang terbentuk Rp.152,11 triliun dan SHU yang tercatat sebesar Rp 6,26 Triliun masih dinilai kurang untuk bersaing dengan Koperasi di Dunia. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pengembangan koperasi di Indonesia menghadapi dua tantangan berat, yakni rendahnya partisipasi penduduk menjadi anggota koperasi dan rendahnya kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional. Teten mengatakan kontribusi koperasi terhadap perekonomian Indonesia pada 2019 hanya 0,97 persen jauh lebih rendah dari rata-rata kontribusi koperasi terhadap ekonomi dunia, yaitu sebesar 4,30 persen. Menurut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa Kondisi ini disebabkan oleh kendala terkait regulasi, manajemen dan SDM, akses pembiayaan dan pengawasan. Namun saat ini pemerintah masih berusaha mengupayakan dan terus mengembangkan Koperasi di Indonesia agar terus berkembang dan dapat bersaing dengan Koperasi di Dunia.

The World Cooperative Monitor 

The World Cooperative Monitor adalah bagian dari proyek yang diproduksi European Research Institute on Cooperative and Social Enterprises (Euricse) dan International Cooperative Alliance (ICA) yang dimana tujuannya adalah untuk mengembangkan database multi-dimensi yang melaporkan nilai dan dampak sosial ekonomi koperasi baik dalam skenario global maupun dalam konteks regional dan nasional.

Proyek ini dirancang untuk mengumpulkan data ekonomi, organisasi, dan sosial yang kuat tentang koperasi, organisasi bersama, dan organisasi non-koperasi yang dikendalikan oleh koperasi di seluruh dunia. Ini adalah satu-satunya laporan dari jenisnya yang mengumpulkan data kuantitatif tahunan tentang gerakan koperasi global.

Melihat Rangkuman laporan Data The World Cooperative Monitor 2020 terdapat peringkat teratas koperasi berdasarkan beberapa indikator seperti Turnover Usd And Turnover/GDP Per Capita, Organization Type and Economic Activies sebagai berikut:

Perputaran Uang

Top 5 based on turnover USD

1. Groupe Crédit Agricole (France) sebesar 89.10 Billion USD
2. REWE Group (Germany) sebesar 63.07 Billion USD
3. Groupe BPCE (France) sebesar 63.01 Billion USD
4. Zenkyoren (Japan) sebesar 58.14 Billion USD
5. Zen-Noh (Japan) sebesar 56.15 Billion USD

Top 5 based on turnover over GDP per capita

1. IFFCO (India) - 3,715,708
2. Gujarat Milk (India) - 2,419,575
3. Groupe Crédit Agricole (France) - 2,140,274
4. Groupe BPCE (France) - 1,513,648
5. Zenkyoren (Japan) - 1,484,626

Analisis : 

Melihat data peringkat diatas bahwa peringkat-peringkat pertama turnover USD and turnover over GDP per capita diperoleh oleh koperasi dari negara luar dengan angka yang begitu besar, Sedangkan di Indonesia melihat dari Data Kementerian Republik Indonesia bahwa rasio kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto Nasional adalah sebesar 5,54%, dengan nilai aset yang terbentuk Rp.152,11 triliun dan SHU yang tercatat sebesar Rp 6,26 Triliun. 

Lalu, Melihat dari laman sumbermerdeka.com pata tanggal 15 Juli 2020, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pengembangan koperasi di Indonesia menghadapi dua tantangan berat, yakni rendahnya partisipasi penduduk menjadi anggota koperasi dan rendahnya kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional. Teten mengatakan kontribusi koperasi terhadap perekonomian Indonesia pada 2019 hanya 0,97 persen jauh lebih rendah dari rata-rata kontribusi koperasi terhadap ekonomi dunia, yaitu sebesar 4,30 persen. Menurut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa Kondisi ini disebabkan oleh kendala terkait regulasi, manajemen dan SDM, akses pembiayaan dan pengawasan.  Belum lagi pada saat ini Koperasi menjadi salah satu yang terdampak oleh pandemi COVID-19

Faktanya, PBB mencatat rata-rata 16,31 persen penduduk dunia menjadi anggota koperasi. Namun di Indonesia angka partisipasi tersebut masih lebih rendah hanya 8,41 persen. Menurutnya, koperasi secara umum telah memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. Tercatat 123.048 unit koperasi mampu mendorong pembentukan 5,54 persen rasio PDB Koperasi secara nasional serta menyerap 0,45 persen dari total angkatan kerja.

Untuk mendukung pengembangan koperasi yang lebih fokus dan terarah tersebut, Kemenkop dan UKM tengah menyusun konsep Arsitektur Pengembangan Koperasi Indonesia untuk mewujudkan koperasi sehat, mandiri, modern, dan berdaya saing. Selain itu, koperasi didorong mendukung UMKM melalui empat pilar kebijakan pada infrastruktur, profesionalisme tata kelola koperasi, pembiayaan dan kapasitas usaha, serta pengawasan dalam konteks pembinaan terhadap koperasi. 

Lalu, pada saat pandemi saat ini pemerintah memberikan bantuan melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mengalokasikan anggaran bagi koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan total Rp124 triliun. Anggaran tersebut mencakup insentif pajak, relaksasi dan restrukturisasi kredit dan perluasan modal kerja UMKM untuk menekan dampak pandemi, khususnya pada masyarakat menengah ke bawah.

Selanjutnya, Melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri Tahun Buku 2020 Menteri Koperasi mengatakan pandemi COVID-19 menjadi momentum dan menghadirkan keniscayaan terhadap transformasi Koperasi dan UMKM ke arah ekonomi digital. Hal ini didukung fakta bahwa mereka yang terhubung ke dalam ekosistem digital lebih memiliki daya tahan di tengah pandemi

Dapat disimpulkan bahwa saat ini Koperasi di Indonesia masih terus berjuang untuk menjadi koperasi terbaik di Dunia.

Tipe organisasi yang berasal dari Top 300 turnover USD

1. Producer - 133 Koperasi - 44.3%
2. Mutual - 83 Koperasi - 27.7%
3. Consumer/user - 65 Koperasi - 21.7%
4. Non coop controlled by coop(s) - 13 Koperasi - 4.3%
5. Worker - 3 Koperasi - 1%
6. Multistakeholder - 2 Koperasi - 0.7%
7. Producer+ Consumer/user - 1 Koperasi - 0.3%

Analisis :

Dilihat dari jenis koperasi, hampir separuh dari Top 300 adalah koperasi produsen (133 perusahaan) yang sebagian besar mewakili koperasi pertanian dan koperasi pengecer, sedangkan koperasi (83 perusahaan) dan koperasi konsumen / pengguna (65 perusahaan) sebagian besar terdiri dari koperasi konsumen dan keuangan. koperasi layanan mewakili separuh lainnya. Hanya sejumlah kecil koperasi pekerja (3 perusahaan) dan koperasi multipihak (2 perusahaan) yang masuk dalam peringkat 300 teratas berdasarkan omset.

Karena omset diambil dengan nilai absolutnya, sebagian besar koperasi dan reksa dana besar di peringkat 300 teratas berasal dari negara-negara industri paling maju seperti, Amerika Serikat (74 perusahaan), Prancis (44 perusahaan), Jerman (30 perusahaan), Jepang (24 perusahaan), Belanda (18 perusahaan) dan Italia (12 perusahaan).

Melihat data koperasi di indonesia, dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dengan demikian, sebelum kita mendirikan koperasi harus metentukan secara jelas keanggotaan dan kegiatan usaha. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya.

Beberapa jenis koperasi menurut ketentuan undang-undang, adalah :

• Simpan Pinjam
• Konsumen
• Produsen
• Pemasaran
• Jasa

Perkembangan koperasi di Indonesia dari tahun 2017 sampai dengan 2019 dilihat dari sisi jumlah koperasi mengalami penurunan sebesar 19% (Tahun 2017 berjumlah 152.174 Koperasi dan Tahun 2019 berjumlah 123.048 Koperasi. Lalu, Dari 123.048 koperasi yang ada di Indonesia 63,9% adalah Koperasi Konsumsi, 21,6% Koperasi Produsen dan Sisanya sebesar 14,4% adalah Koperasi Simpan Pinjam Sedangkan dari sisi jumlah anggota dari tahun 2017 sampai 2019 mengalami peningkatan. Dimana tahun 2017 ada 18.228.682 anggota dan pada tahun 2019 mencapai 22.463.738.

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019 mencapai 267 juta jiwa, dari 267 juta jiwa berdasarkan usia produktif sekitar 183,36 juta jiwa. Jumlah anggota koperasi di Indonesia mencapai 22, 46 Juta Jiwa, artinya 10% dari jumlah penduduk Indonesia usia produktif merupakan anggota dari beberapa koperasi yang ada di Indonesia.

Namun pada saat pandemi saat ini, terdapat tiga kelompok usaha koperasi paling terdampak pandemi masing-masing Koperasi Simpan Pinjam (41%), Koperasi Konsumen (40%), dan Koperasi Produsen (10%).

Permasalahan utama yang dihadapi koperasi di masa pandemi COVID-19 adalah permodalan (47%), penjualan menurun (35%), dan produksi terhambat (8%).

Aktivitas Ekonomi yang berasal dari Top 300 turnover USD

1. Agriculture and food industries berjumlah 104 Koperasi sebesar 34.7% 
2. Insurance berjumlah 101 koperasi sebesar 33.7%
3. Wholesale and retail trade berjumlah 57 koperasi sebesar19%
4. Financial service berjumlah 21 koperasi sebesar 7%
5. Utilities berjumlah 7 koperasi sebesar 2.3%
6. Industry berjumlah 3 koperasi sebesar 1%
7. Other service berjumlah 2 koperasi sebesar 0.7%
8. Fishing berjumlah 2 koperasi sebesar 0.7%
9. Education, health and social work berjumlah 2 koperasi sebesar 0.7%
10. Housing berjumlah 1 Koperasi sebesar 0.3%

Analisis :

Jika Melihat Data diatas Perigkat Pertama Aktivitas Ekonomi yang berasal dari Top 300 turnover USD itu adalah Agriculture and food industries yang berjumlah sebanyak 104 Koperasi, Sama halnya dengan koperasi di Indonesia yang menjalankan aktivitas ekonomi yang sama dimana di Indonesia yang paling banyak di dominasi adalah Sektor Financial Service dengan usaha Simpan Pinjam. Yang berarti di Indonesia saat ini masih ada peluang besar untuk mengembangkan sektor - sektor yang lain yang belum banyak di minati.

Sumber (Source) :

International Co-operative Alliance ICA. The World Cooperative Monitor. [Online] Tersedia di https://www.ica.coop/en/our-work/world-cooperative-monitor#:~:text=The%20main%20goal%20of%20the,their%20regional%20and%20national%20contexts.  [Diakses pada 29 Januari 2020]

EURICSE. World Cooperative Monitor: new ranking of the world’s 300 largest cooperatives. [Online] Tersedia di https://www.euricse.eu/world-cooperative-monitor-new-ranking-of-the-worlds-300-largest-cooperatives/  [Diakses pada 29 Januari 2020]

Suara Merdeka. (2020). Kontribusi Koperasi pada Ekonomi Hanya 0,97 Persen. [Online] Tersedia di https://www.suaramerdeka.com/news/ekonomi-dan-bisnis/234672-kontribusi-koperasi-pada-ekonomi-hanya-0-97-persen?page=all. [Diakses pada 29 Januari 2020]

Indo News. (2020). Kementerian Koperasi dan UMKM Alokasikan Anggaran 124 Triliun Pengembangan Usaha. [Online] Tersedia di https://indonews.id/artikel/31084/Kementerian-Koperasi-dan-UMKM-Alokasikan-Anggaran-124-Triliun-Pengembangan-Usaha-/. [Diakses pada 29 Januari 2020]

DEPKOP. (2020). PANDEMI COVID-19 MENJADI MOMENTUM TRANSFORMASI KOPERASI KE EKONOMI DIGITAL [Online] Tersedia di http://www.depkop.go.id/read/pandemi-covid-19-menjadi-momentum-transformasi-koperasi-ke-ekonomi-digital. [Diakses pada 29 Januari 2020]

Komite Penanganan COVID19 dan Pemulihanan Ekonomi Nasional. Bantuan Pemerintah Bagi Koperasi dan UMKM Penunjang Adaptasi Bisnis pada Masa Pandemi. [Online] Tersedia di https://covid19.go.id/p/berita/bantuan-pemerintah-bagi-koperasi-dan-umkm-penunjang-adaptasi-bisnis-pada-masa-pandemi. [Diakses pada 29 Januari 2020]