Bentuk Partisipasi Aktif Anggota BSA Mandiri dalam Meningkatkan Produktivitas Koperasi pada persaingan Pasar Monopolistik dengan menerapkan Prinsip Syariah
ABSTRAK
Objektif : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi Keberhasilan Koperasi BSA Mandiri dilihat dari sisi anggota dan perusahaan, Peranan Koperasi BSA Mandiri dalam Berbagai Pasar Persaingan, serta Pembangunan Koperasi BSA Mandiri di dalam negara berkembang (di Indonesia).
Teknik Analisa : Teknis Analisa yang digunakan adalah analisis konten.
Sumber Data : Sumber Data yang digunakan dalam Analisis ini adalah bahan utama Materi Ekonomi Koperasi yang diberikan, dari website informasi resmi Koperasi BSA Mandiri dan sumber - sumber informasi yang terkait.
Metode Penelitian : Metode penelitian ini adalah deskriptif, menurut (Sugiono : 2009) "Metode Deskriptif adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang telah diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya." Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang efek-efek ekonomis koperasi, efek harga dan efek biaya, analisis hubungan efek ekonomis dengan keberhasilan koperasi, penyajian dan analisis neraca pelayanan, efisiensi perusahaan koperasi, efektivitas koperasi, produktivitas koperasi, analisis laporan keuangan, peranan koperasi di berbagai keadaan persaingan di pasar monopolistik, peranan koperasi diberbagai keadaan persaingan di pasar oligopoli, pembangunan koperasi di negara berkembang (di Indonesia), dan tahapan pembangunan koperasi di negara berkembang menurut A. hanel, 1989 KSUBK. Analisa dengan cara pengumpulan data dan perbandingan serta pengambilan inti.
Hasil : Berdasarkan penelitian yang saya lakukan bahwa Evaluasi Keberhasilan Koperasi dilihat dari Sisi Anggota dan Perusahaan sesuai dengan Koperasi BSA Mandiri, Kemudian Bentuk Peranan Koperasi sesuai dengan Koperasi BSA Mandiri yaitu Pasar Oligopoli dan Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang (di Indonesia ) serta Tahapan Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang menurut A. Hanel, 1989 sesuai dengan Koperasi BSA Mandiri.
Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa Keberhasilan Koperasi BSA Mandiri dilihat dai sisi anggota dapat diketahui melalui Efek - Efek Ekonomis Koperasi dimana, salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagi pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi dan Keberhasilan koperasi di tentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partispasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang didapat oleh anggota tsb. Dalam meningkatkan partisipasi koperasi harus mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, dengan ini maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan meningkat. Kemudian dilihat dari sisi anggota Keberhasilan Koperasi BSA Mandiri dapat diketahui melalui efisiensi,efektifitas, dan produktivitas koperasi, dimana Setiap Rp.1,00- Modal Koperasi mampu menghasilkan SHU sebesar Rp.13.059,-. dan Rasio Modal Koperasi BSA Mandiri adalah 23,64%. Koperasi BSA Mandiri dalam pasar persaingan monopolistik, dan sedang berada pada tahap melepaskan diri untuk berkembang mandiri dari pemerintah.
BAB IX
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI
DILIHAT DARI SISI ANGGOTA
Efek – Efek Ekonomis Koperasi
Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagi pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah di serahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual /pembeli di luar koperasi.
Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah di serahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual /pembeli di luar koperasi.
Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi :
- Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya
- Jika pelayanan itu di tawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan dibanding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain diluar koperasi.
Analisis : Menurut analisis saya, pernyataan diatas benar sekali dan sesuai dengan Koperasi BSA Mandiri dimana setiap anggota koperasi memiliki kedudukannya sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi dan setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi. Melalui kedudukannya sebagi Pemilik, anggota Koperasi BSA Mandiri dapat berkontribusi dalam pembetukan modal koperasi melalui simpanan - pinjaman dan juga dapat mengambil bagian dalam menetapkan tujuan, pembuatan/pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pengawasan. Kemudian, Melalui kedudukannya sebagi Pengguna, Anggota Koperasi BSA Mandiri dapat memanfaatkan berbagai potensi dan layanan koperasi dalam menunjang kepentingan/kebutuhannya.
Dimana menurut Anggaran Rumah Tangga dari Koperasi BSA Mandiri tentang Kegiatan Usaha Koperasi adalah sebagai berikut:
- Perdagangan umum
- Jasa
- Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS), yang terdiri dari :
- Simpanan :
- Simpanan Wadiah
- Simpanan Mudharabah
- Simpanan Pendidikan
- Simpanan Kurban
- Simpanan Rekreasi
- Simpanan Umroh/Haji
- Simpanan jenis lain sesuai kebutuhan
- Pembiayaan :
- Pembiayaan Murabahah
- Pembiayaan Mudharabah
- Pembiayaan Musyarakah
- Pembiayaan Ijaroh
- Pembiayaan Qard
Partisipasi Anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian maupun normatif.
Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang di maksud adalah insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan atau di perolehnya harga menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang.
Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus di bedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam pasar yang bersaing.
Analisis : Menurut analisis saya, pernyataan diatas benar sekali dan sesuai dengan Koperasi BSA Mandiri dimana Partisipasi Anggota menentukan keberhasilan koperasi, yang kemudian tingkat partisipasi anggotanya dapat dilihat melalui salah faktor koperasi yaitu secara utilitarian dimana sejalan dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang di maksud adalah insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan atau di perolehnya harga menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang.
Seperti dalam salah satu Layanan Koperasi BSA Mandiri yang terdapat pada website koperasi nya yaitu Mekanisme Bagi hasil. Mekanisme dengan menggunakan sistem bagi hasil menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat bisnis, karena mekanisme tersebut sangat berbeda dengan mekanisme ekonomi konvensional yang menggunakan instrumen bunga. Penentuan bagi hasil sangat menentukan bagi lembaga keuangan syariah untuk dapat memperoleh return yang maksimal. Karena semakin tinggi keuntungan yang diperoleh oleh lembaga keuangan syariah, maka semakin tinggi pula bagi hasil yang diberikan kepada nasabah, dan begitu sebaliknya. Untuk itu lembaga keuangan syariah harus dikelola secara profesional berlandaskan prinsip-prinsip amanah, shidiq, fatonah, dan tabliqh termasuk dalam hal kebijakan perhitungan bagi hasil.
Analisis hubungan efek ekonomis dengan keberhasilan koperasi
Dalam badan usaha koperasi, laba (profit) bukanlah satu-satunya yang di kejar oleh manajemen, melainkan juga aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang di terima oleh anggota. Keberhasilan koperasi di tentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partispasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang didapat oleh anggota tsb.
Analisis : Menurut analisis saya, pernyataan diatas benar sekali dan sesuai dengan Koperasi BSA Mandiri pada Latar Belakang Pendirian Koperasi dimana, Faktor yang menjadi latar belakang didirikannya adalah keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Koperasi BSA Mandiri merupakan lembaga perkoperasian yang melaksanakan usahanya dengan prinsip syariah. Yang bertujuan membantu masyarakat untuk mengembangkan usahanya dalam rangka pemberdayaan ekonomi umat terutama ekonomi skala mikro, kecil, dan menengah. Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan Koperasi Syariah ASB meliputi : pemberdayaan permodalan, pemberdayaan manajemen, dan pemberdayaan sumber daya manusia. Adapun kegiatan utama koperasi adalah menghimpun dana dari masyarakat baik berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan berbagai jenis simpanan. Dana tersebut akan digunakan untuk usaha perdagangan, jasa, dan unit usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah (USPPS). Dengan keberadaan Koperasasi ASB yang melaksanakan berbagai aktivitas berdasarkan syariah tersebut di atas. Diharapkan tingkat kesejahteraan umat Islam pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya semakin meningkat dan transaksi ekonomi secara ribawi dapat dikurangi.
Pernyataan diatas dibuktikan oleh Partisipasi Anggota Koperasi BSA Mandiri melalui kegiatan - kegiatan dalam menjalankan usaha koperasinya yaitu dengan melakukan kerjasama oleh UB Luhur Abadi. Didalam Berita Koperasinya yang berjudul "UB Luhur Abadi dan Pesanan 5 Ton Beras" yang di dapat dari Website Koperasi. Dimana Kegiatan ini dilakukan oleh Koperasi BSA Mandiri pada 18 Juni 2017. Koperasi BSA Mandiri dalam mensukseskan ibadah Zakat Fitrah, Koperasi BSA Mandiri menjalin kerjasama dengan UB Luhur Abadi Desa Pasar Rebo, Jakarta Timur. Kerjasama ini meliputi penjualan beras sebesar 5 Ton yang rencanannya akan di salurkan untuk Zakat Fitrah para anggota UB Budi Luhur dan masyarakat sekitar.
Diharapkan dengan terjalinnya kerjasama ini, baik Koperasi BSA Mandiri selaku penyalur dan UB Luhur Abadi sebagai Konsumen dapat mensinergikan kekuatan ekonomi umat dan membantu mensukseskan Zakat Fitrah, ibadah di dalam Bulan Ramadhan.
Selain penyediaan beras untuk Zakat Fitrah, rencanannya UB Luhur Abadi akan melanjutkan kerjasama dengan Koperasi BSA Mandiri dalam penyediaan beras untuk kebutuhan sehari-hari yang nantinya di distribusikan untuk para anggota dan masyarakat sekitar.
Dapat disimpulkan bahwa Partisipasi Anggota dalam Koperasi BSA Mandiri yang dilakukan dapat membangun hubungan efek ekonomis untuk keberhasilan koperasi yaitu dengan melakukan kegiatan - kegiatan sosial seperti diatas. Sehingga tercipta timbal balik yang menguntungkan bagi Koperasi tersebut dan juga Anggota koperasi. Hal lain nya juga dapat meningkatkan kharisma dari Koperasi tersebut sehingga menumbuhkan rasa penasaran bagi Non-Anggota/masyarakat terhadap koperasi tersebut.
Penyajian dan analisis neraca pelayanan
Di sebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi, terutama tantangan-tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara kontinu di sesuaikan.
Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya.
- Adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi non koperasi).
- Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi produk-produk yang di tawarkan oleh koperasi.
Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan, koperasi memerlukan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi.
Analisis : Menurut analisis saya, pernyataan diatas benar sekali dan sesuai dengan Koperasi BSA Mandiri dimana Pelayanan merupakan hal yang paling penting dalam Sebuah Koperasi di karenakan apabila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan meningkat. Ini dapat dibuktikan oleh Koperasi BSA Mandiri dalam menyediakan tempat untuk Anggota seperti Pelatihan Diklat Kepemimpinan.
Tujuan Diklat ini selain dari bentuk pelayanan koperasi adalah meningkatkan kemampuan pengurus koperasi dalam mengelola koperasi sesuai dengan praktek bisnis yang baik sehingga terwujud koperasi yang kuat, sehat, mandiri, tangguh dan akuntabel, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan menggerakkan perekonomian.
BAB X
EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI
DILIHAT DARI SISI PERUSAHAAN
Efisiensi Perusahaan Koperasi
Tidak dapat di pungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang kelahirannya di landasi oleh fikiran sebagai usaha kumpulan orang-orang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.
- Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau di perolehnya manfaat ekonomi.
- Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is < Ia di sebut (Efisien)
Di hubungkan dengan waktu terjadinya transaksi/diperolehnya manfaat ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat ekonomi yaitu :
- Manfaat ekonomi langsung (MEL)
- Manfaat ekonomi tidak langsung (METL)
MEL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya.
METL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan SHU anggota.
Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat di hitung dengan cara sebagai berikut:
TME = MEL + METL
METL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan SHU anggota.
Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat di hitung dengan cara sebagai berikut:
TME = MEL + METL
MEN = (MEL + METL) – BA
Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat di hitung dengan cara sebagai berikut :
MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU
Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat di hitung dengan cara sebagai berikut :
MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU
METL = SHUa
Efisiensi Perusahaan / Badan Usaha Koperasi:
Efisiensi Perusahaan / Badan Usaha Koperasi:
- Tingkat efisiensi biaya pelayanan BU ke anggota (TEBP) = Realisasi Biaya pelayanan Anggaran biaya pelayanan = Jika TEBP < 1 berarti efisien biaya pelayanan BU ke anggota
- Tingkat efisiensi biaya usaha ke bukan anggota (TEBU) = Realisasi biaya usaha Anggaran biaya usaha Jika TEBU < 1 berarti efisien biaya usaha
Analisis : Menurut analisis saya, pernyataan diatas benar sekali dan sesuai, dimana MEL dari Koperasi BSA Mandiri diperoleh dari Setiap Anggota Baru yang bergabung dengan Koperasi BSA Mandiri dapat menikmati Fasilitas dan Pelayanan yang ada pada koperasi dan METL Koperasi BSA Mandiri diperoleh dari SHU yang di bagikan pada setiap akhir periode perusahaan koperasi. Tetapi tidak dijelaskan bagaimana Efisiensi Perusahaan / Badan Usaha Koperasi BSA Mandiri dikarenakan kurangnya unsur unsur untuk mencari Efisiensi.
Efektivitas Koperasi
- Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau sungguhnya (Os), jika Os > Oa di sebut efektif.
- Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK) :
EvK= Realisasi SHUk + Realisasi MEL
Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK >1, berarti efektif
Analisis : Menurut analisis saya, pernyataan diatas tidak dijelaskan bagaimana Efektivitas Koperasi pada Koperasi BSA Mandiri , dikarenakan kurangnya data Realisasi SHU tahun sebelumnya. Namun, untuk SHU Tahun berjalan Koperasi untuk tahun 2017 berjumlah Rp. 5.026.236 di dapat melalui Laporan Keuangan Koperasi BSA Mandiri.
Produktivitas Koperasi
Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika (O>1) di sebut produktif.
Rumus perhitungan Produktivitas Perusahaan Koperasi
PPK = SHU/Modal x 100 %
1. Modal koperasi
PPK = Laba bersih dr usaha dgn non anggota x 100%
2. Modal koperasi
- Setiap Rp.1,00 Modal koperasi menghasilkan SHU sebesar Rp…..
- Setiap Rp.1,00 modal koperasi menghasilkan laba bersih dari usaha dengan non anggota sebesar Rp….
Analisis :
Melihat Laporan RAT Koperasi BSA Mandiri Bersama (BSA) Tahun Buku 2017 pada Perhitungan Pembagian Sisa Hasil Usaha Bahwa :
Dana cadangan sebesar 25% atau sebesar Rp 1.861.569,- akan digunakan untuk menambah pengembangan usaha Kopsyar ASB. Sedangkan sebesar 75% lainnya, yaitu sebesar Rp 5.584.707,- akan dibagi setelah dikurangkan dengan PPh Ayat (2) sebesar Rp. 558.471 adalah Rp. 5.026.236 sesuai peruntukannya, yaitu untuk anggota, pengurus, pengawas dan penasehat, karyawan, serta untuk pendidikan, kesehatan dan sosial
Kemudian, Melihat Laporan Keuangan Koperasi BSA Mandiri (BSA) Tahun Buku 2017 bahwa jumlah Modal koperasi berjumlah Rp 38,487,499.
Untuk Menghitung Produktivitas Koperasi, Dapat Menggunakan Rumus PPK = SHU/Modal x 100 % dimana :
PPK = 5.026.236 / 38,487,499 x 100 %
PPK = Rp. 13,059, dimana O>1 maka dapat disimpulkan bahwa Koperasi BSA Mandiri Produktif.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa setiap Rp.1,00- Modal Koperasi mampu menghasilkan SHU sebesar Rp.13.059,-.
Untuk Menghitung Modal Koperasi, Dapat Menggunaka Rumus Rentabilitas yaitu membagi Modal dengan Total Aktiva Koperasi lalu dikalikan 100% yang didapat melalui Laporan Keuangan, dimana:
Rentabilitas = 38,487,499 / 162,812,142 x 100%
Rentabilitas = 23,64%
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa Rasio Modal Koperasi BSA Mandiri adalah 23,64%
Analisis Laporan Koperasi
Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.
Dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi.
Laporan keuangan koperasi pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan keuangan yang di buat oleh badan usaha lain. Secara umum laporan keuangan keuangan meliputi
- Neraca,
- Perhitungan hasil usaha (income statement),
- Laporan arus kas (cash flow),
- catatan atas laporan keuangan
Adapun perbedaan yang pertama adalah bahwa perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kpd anggota dan bukan anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima oleh anggota dan bukan anggota.
Perbedaan yang kedua ialah bahwa laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal koperasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan.
Perbedaan yang kedua ialah bahwa laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal koperasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan.
Analisis : Berikut adalah Laporan Keuangan Koperasi BSA Mandiri
NERACA (BALANCE SHEET)
Per 31 Desember 2017
Per 31 Desember 2017
LAPORAN LABA RUGI
TAHUN BUKU 2017
TAHUN BUKU 2017
PERHITUNGAN PEMBAGIAN
SISA HASIL USAHA
SISA HASIL USAHA
BAB XI
PERANAN KOPERASI
Peranan Koperasi dalam berbagai bentuk pasar
Berdasarkan sifat dan bentuknya, pasar diklasifikasikan menjadi 2 macam :
- Pasar dengan persaingan sempurna (perfect competitive market).
- Pasar dengan persaingan tak sempurna (imperfect competitive market),yaitu :
- Monopoli,
- Persaingan Monopolistik (monopolistik competition),
- dan Oligopoli
Peranan Koperasi di berbagai keadaan persaingan di Pasar Persaingan Sempurna
Peranan Koperasi dalam Persaingan Sempurna (perfect competitive market)
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna:
- Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak
- Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis (homogen)
- Perusahaan bebas untuk mesuk dan keluar
- Para pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna
Analisis : Menurut Saya, Koperasi BSA Mandiri kurang sesuai dengan Pasar Persaingan Sempurna dikarenakan produk-produk yang ditawarkan oleh Koperasi BSA Mandiri sangat beragam mulai dari Simpanan, Perdagangan, Pembiayaan dan Jasa
Peranan Koperasi di berbagai keadaan persaingan di Pasar Monopolistik
Ciri-cirinya :
- Banyak pejual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam
- Produk yang dihasilkan tidak homogen
- Ada produk substitusinya
- Keluar atau masuk ke industri relatif mudah
- Harga produk tidak sama disemua pasar, tetapi berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjualnya
Analisis : Menurut Saya, Koperasi BSA Mandiri sesuai dan berperan dengan Pasar Monopsoni dikarenakan karena produk yang dihasilkan beragama dan banyak yang menjual atau mengusaha produk tersebut. Berikut merupakan produk Koperasi BSA Mandiri yaitu :
- Simpanan
- Pembiayaan
- Perdagangan;
- Sembako
- Sapi Kurban
- Air Minum Dalam Kemasan "CAI"
- Jasa ( Agen Umroh)
Peranan Koperasi di berbagai keadaan persaingan di Pasar Monopsoni
- Disini ada penjual banyak tetapi hanya ada satu pembeli
Analisis : Menurut Saya, Koperasi BSA Mandiri kurang sesuai dan tidak berperan dengan Pasar Monopsoni dikarenakan karena untuk pembelinya sendiri tidak hanya ada satu pembeli saja, melainkan dari Anggota Koperasi tersebut dan Masyarakat pada umumnya.
Peranan Koperasi di berbagai keadaan persaingan di Pasar Oligopoli
- Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang menguasai pasar
- Dua strategi dasar untuk Koperasi dalam pasar oligopoli yaitu strategi harga dan nonharga
- Untuk menghindari perang harga, perusahaan akan mengadakan product defferentiation dan memperluas pasar dengan cara melakukan kegiatan advertensi, membedakan mutu dan bentuk produk
Analisis : Menurut Saya, Koperasi BSA Mandiri kurang sesuai dan tidak berperan dengan Pasar Oligopoli dikarenakan karena memiliki produk yang beragam dan bersaing dengan banyak penjual.
BAB XII
PEMBANGUNAN KOPERASI
DI NEGARA BERKEMBANG
Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang (di Indonesia )
Kendala yang dihadapi masyarakat :
1. Perbedaan pendapat masayarakat mengenai Koperasi
2. Cara mengatasi perbedaan pendapat tersebut dengan menciptakan 3 kondisi yaitu :
- Kognisi
- Apeksi
- Psikomotor
Analisis : Menurut analisa saya, didalam KBBI Kognisi berarti kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dan sebagainya) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri, Maksud dari Kognisi dalam Koperasi BSA Mandiri adalah dilihat dari Latar Belakang didirikannya koperasi yaitu dimana melihat masyarakat kesulitan dalam memperoleh kemudahan mereka untuk mengakses sumber pembiayaan yang dilaksanakan sesuai dengan hukum Islam dan berkeinginan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat., sehingga Koperasi BSA Mandiri Hadir sebagai bentuk untuk mewujudkan hal terserbut melalui Koperasi dimana nantinya Anggota yang bergabung akan diberikan pendidikan berupa pengetahuan mengenai Koperasi Syariah.
Afeksi menurut KBBI berarti rasa kasih sayang, didalam Koperasi BSA Mandiri hal ini diterapkan dengan pelayanan yang menghangatkan bagi Anggota Koperasi, misal dengan bentuk Kegiatan-Kegiatan sosiaal yang diberikan oleh koperasi dimana hal tersebut merupakan Bukti dari Rasa Kasih sayang, Solidaritas terhadap Anggota maupun masyarakat sekitar
Psikomotor itu sendiri menurut KBBI berasal dari kata Psikomotorik yang artinya berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan Proses Mental dan Psikologi.
3. Masa Implementasi UU No.12 Tahun 1967
Tahapan membangun Koperasi :
- Ofisialisasi
- De-ofisialisasi
- Otonomisasi
Analisis : Tahap Ofisialisasi menurt UU No. 12 Tahun 1967 tujuan utama tahap ini adalah merintis pembentukan koperasi dari perusahaan koperasi, menurut ukuran, struktur, dan kemampuan manajemennya, cukup mampu melayani kepentingan para anggotanya secara efisien dengan menawarkan barang dan jasa yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya. Tahap Ofisialisasi ini terjadi pada tahun 2017 dimana Koperasi BSA Mandiri dibentuk dan didirikan dengan latar belakang tujua untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui kemudahan mereka untuk mengakses sumber pembiayaan yang dilaksanakan sesuai dengan hukum Islam, khususnya melalui koperasi syariah kemudian dilakukan pengesahan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor Badan Hukum 004021/BH/M.KUKM.2/IV/2017 7. Kemudian Tahap De-ofisialisasi dimana tidak diketahu BSA Mandiri masih dalam atau sudah melepaskan ketergantungan pengawasan teknis, manajemen dan keuangan secara langsung dari pemerintah dan atau organisasi yang dikendalikan oleh pemerintah. Padah tahapa Otonomisasi Koperasi BSA Mandiri masih dalam tahap berkembang untuk menjadi Koperasi yang Besar dan Mandiri.
4. Misi UU No.25 Tahun 1992
Merupakan gerakan ekonomi rakyat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,makmur berlandaskan Pancasila dan UUD1945.
Analisis : Melihat Latar Belakang Berdirinya Koperasi BSA Mandiri yang keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui kemudahan mereka untuk mengakses sumber pembiayaan yang dilaksanakan sesuai dengan hukum Islam, khususnya melalui koperasi syariah. Dimana dapat disimpulkan bahwa pernyataan di atas sesuai dengan Koperasi BSA Mandiri
Tahapan Pembangunan Koperasi di Negara Berkembang menurut A. Hanel, 1989
- Tahap I : Pemerintah mendukung perintisan pembentukan organisasi koperasi.
- Tahap II : Melepaskan ketergantungan kepada sponsor dan pengawasan teknis, manajemen dan keuangan secara langsung dari pemerintah dan atau organisasi yang dikendalikan oleh pemerintah.
- Tahap III : Perkembangan koperasi sebagai organisasi koperasi yang mandiri
Analisis : Tahapan Pembangunan Koperasi BSA Mandiri
Dimulai dengan Faktor yang menjadi latar belakang didirikannya Koperasi BSA Mandiri adalah keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui kemudahan mereka untuk mengakses sumber pembiayaan yang dilaksanakan sesuai dengan hukum Islam, khususnya melalui koperasi syariah. Berdasarkan hal tersebut, maka dihimpunlah dana dari beberapa orang sebagai modal awal untuk mendirikan koperasi syariah. Modal awal ini diharapkan menjadi awal kekuatan sumber dana bagi masyarakat yang dikelola dengan amanah, terbuka, akuntabel, dan professional.
Tidak disebutkan bahwa Koperasi BSA Mandiri masih dalam atau sudah melepaskan ketergantungan pengawasan teknis, manajemen dan keuangan secara langsung dari pemerintah dan atau organisasi yang dikendalikan oleh pemerintah. Dikarenakan perusahaan Koperasi BSA Mandiri masih dalam tahap berkembang untuk menjadi Koperasi yang Besar dan Mandiri
Dimana Koperasi Syariah ASB merupakan lembaga perkoperasian yang melaksanakan usahanya dengan prinsip syariah. Yang bertujuan membantu masyarakat untuk mengembangkan usahanya dalam rangka pemberdayaan ekonomi umat terutama ekonomi skala mikro, kecil, dan menengah. Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan Koperasi Syariah ASB meliputi : pemberdayaan permodalan, pemberdayaan manajemen, dan pemberdayaan sumber daya manusia. Adapun kegiatan utama koperasi adalah menghimpun dana dari masyarakat baik berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan berbagai jenis simpanan. Dana tersebut akan digunakan untuk usaha perdagangan, jasa, dan unit usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah (USPPS).
Sumber (Source) :
Mandiri, BSA. Koperasi BSA Mandiri. [online] Tersedia di : https://kopsyar-bsa.co.id/. [diakses pada 29 November 2020]
Mandiri, BSA. Anggaran Rumah Tangga Koperasi BSA Mandiri. [online] Tersedia di : https://kopsyar-bsa.co.id/anggaran-rumah-tangga/. [diakses pada 29 November 2020]
Mandiri, BSA. Koperasi BSA Mandiri. [online] Tersedia di : https://kopsyar-bsa.co.id/. [diakses pada 29 November 2020]
Mandiri, BSA. Anggaran Rumah Tangga Koperasi BSA Mandiri. [online] Tersedia di : https://kopsyar-bsa.co.id/anggaran-rumah-tangga/. [diakses pada 29 November 2020]
Mandiri, BSA. Latar Belakang Koperasi BSA Mandiri. [online] Tersedia di : https://kopsyar-bsa.co.id/latar-belakang/. [diakses pada 29 November 2020]
Mandiri, BSA. Layanan Produk Simpanan Koperasi BSA Mandiri. [online] Tersedia di : https://kopsyar-bsa.co.id/latar-belakang/. [diakses pada 29 November 2020]
Mandiri, BSA. Layanan Produk Pembiayaan Koperasi BSA Mandiri. [online] Tersedia di : https://kopsyar-bsa.co.id/latar-belakang/. [diakses pada 29 November 2020]
Rachmawati, Rizki Putri. (2013).Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Tegak Kecamatan Sentolo Kulonprogo. [online] Tersedia di: http://eprints.ynu.ac.id/17704/1/TUGAS%20AKHIR.pdf [diakses pada 29 November 2020]
Ebta, Setiawan. (2012) KBBI Online. [Online] tersedia di https://kbbi.web.id. [Diakses pada 30 November 2020]
Columbia University Mailman School of Public Health (2019) Content Analisist [Online] Tersedia di https://www.publichealth.columbia.edu/research/population-health-methods/content-analysis [Diakses pada 30 November 2020]
Muhammad Ardillah
24219030
2EB01
Komentar
Posting Komentar